Kamis, 18 Oktober 2012

Puisi untuk Ibunda

Berikut ini adalah puisi mengenai kasih terhadap ibu. Semua orang tahu bahwa ini adalah hal yang amat sangat baik.

Bunda telah beranjak sepuh dan kau telah tumbuh dewasa,
Kala yang biasanya mudah dan tanpa upaya, kini jadi beban,
Kala mata terkasihnya nan setia
tak menerawang kehidupan seperti dahulu,
Kala kakinya mulai lelah dan enggan menyokong tubuhnya lagi,
Kala itu berikanlah lenganmu untuk menyokongnya,
temanilah ia dengan kegembiraan dan sukacita,
Waktu akan tiba, ketika kau terisak menemaninya
dalam perjalanan terakhirnya.

Dan jika ia bertanya kepadamu, selalulah menjawabnya,
Dan jika ia bertanya lagi, jawablah pula.
Dan jika ia bertanya lain kali, bicaralah padanya
tidak dengan gelegar, namun dengan damai lembut,
Dan jika ia tak mampu mengertimu dengan baik,
jelaskan semuanya dengan sukacita,
Waktu akan tiba, waktu nan getir,
tatkala mulutnya tak akan bertanya lagi.

Puisi ini diterjemahkan dari bahasa Jerman pada tahun 1923, ditulis oleh orang yang sangat mencintainya ibunya. Dia adalah… Adolf Hitler.


Sumber: “Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2!” oleh Ajahn Brahm.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar