Selasa, 20 September 2016

POJOK AUDIT: Sekilas Mengenai Dunia Auditor

Menjelang akhir kuliah semester tujuh, gue memutuskan untuk melamar pekerjaan di salah satu KAP (Kantor Akuntan Publik) terbesar di Indonesia sebagai auditor. Ketika gue cerita bahwa gue kerja jadi auditor, semua orang di keluarga lantas terkejut, “Ya elah, kenapa milih kerjaan yang lembur-lembur kayak begitu sih?”

Karena pertanyaan itu pun sering ditanyakan oleh orang-orang, marilah gue berbagi sedikit kisah hidup pengetahuan gue mengenai dunia auditor…

Sumber: Google

Pekerjaan eksternal itu ngapain?
Karena gue adalah auditor eksternal, maka pekerjaan gue adalah menguji apakah suatu laporan keuangan tersaji secara wajar. Untuk menguji kewajaran tersebut, kita mencocokkan apakah jumlah yang dilaporkan sesuai dengan barang buktinya di lapangan. Barang bukti tersebut bisa berupa invoices, dokumen, atau surat-surat lainnya yang memadai dan reliable (diandalkan).

Misalnya kita mau mencocokkan apakah benar PT. A memiliki jumlah utang sebesar XXX, maka kita melakukan pengujian dengan mencocokkan bukti invoices yang merupakan utang perusahaan dengan listing klien. Apakah jumlahnya sama, ada selisih sedikit atau banyak?

Bila ada selisih, kita cari tahu penyebab selisihnya, apakah disebabkan oleh selisih mata uang, salah saji dari klien, atau ada faktor lainnya.

Selain itu, kita pun menganalisa apakah perusahaan mengalami masalah yang dapat mengancam going-concern (keberlangsungan)? Apakah perusahaan memiliki masalah legal? Apakah kontrol internal pada perusahaan telah berjalan dengan baik? Terkadang auditor eksternal juga dapat menangkap adanya indikasi fraud (kecurangan) pada perusahaan.

Lalu setelah kita yakin laporan keuangan klien tersaji secara wajar, auditor akan memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan klien. Biasanya yang memberikan opini dan menandatangani laporan audit adalah partner.

Sebenarnya auditor ada berapa macam sih?
Secara garis besar, auditor ada 2 macam, yaitu auditor eksternal dan auditor internal. Auditor eksternal tidak bekerja untuk suatu perusahaan selain KAP itu sendiri sedangkan auditor internal bekerja untuk suatu perusahaan. Auditor eksternal bisa mengaudit laporan keuangan, compliance, atau audit khusus, sedangkan auditor internal biasanya mengaudit compliance dan tidak mengaudit laporan keuangan.

Kenapa memilih menjadi auditor eksternal?
Gue memilih jadi auditor eksternal karena bisa berkeliling dari satu klien ke klien lainnya. Bagusnya, menambah pengalaman, pengetahuan, dan juga relasi. Perlakuan untuk masing-masing klien beragam sehingga kita pun dituntut kreatif jika menghadapi persoalan. Selain itu, auditor eksternal yang sudah lama bekerja di KAP (minimal 2 tahun) biasanya bisa lebih mudah menegosiasikan gaji saat melamar pekerjaan di perusahaan.
Tapi…


Sumber: Google
Tapinya apa?
Sudah rahasia umum bahwa pekerjaan auditor eksternal cukup berat untuk dilakoni, terutama saat peak season (sekitar bulan Januari sampai Maret). Karena gue berada di grup audit yang melayani perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia yang mana closing tahun bukunya pada tanggal 31 Maret, jadi peak season-nya lebih panjang, yaitu sekitar Januari sampai Mei.

Saat peak season, lembur adalah hal yang biasa. Pulang tenggo (on time) adalah hal yang langka. Gue pernah berangkat pukul 8 pagi ke klien dan pulang jam setengah 1 pagi. Teman-teman gue pun bahkan bisa berangkat pukul setengah 9 dan pulang pukul 3 pagi jika kliennya cukup berat.

Sebenarnya bisa gak sih gak lembur?
Bisa saja jika pekerjaan kita tidak terlalu berat dan di-managed dengan baik. Tapi seringkali deadline untuk audit cukup ketat sehingga kita diminta menyelesaikan field work (pekerjaan di lapangan) secepat mungkin, apalagi jika kliennya besar dan pekerjaannya cukup banyak. Nah, lembur deh.

Tapi biasanya jika sudah lewat peak season, lembur akan lebih jarang. KAP Big Four biasanya suka mengadakan event-event seru seperti outing saat sudah low season. Saatnya bersantai!
Sumber: Google
Apa syarat-syarat menjadi auditor eksternal?
Biasanya syaratnya adalah minimal pendidikan S1 untuk jurusan akuntansi, IPK min. 3.00, lalu lulus tes dan wawancara. Untuk masuk KAP Big 4 (Deloitte, PWC, KPMG, dan EY), kemampuan berbahasa Inggris lisan dan tulisan dengan baik adalah syarat yang wajib dipenuhi.

Apakah auditor eksternal memiliki kode etik sama halnya seperti dokter atau bidan?
Tentu! Auditor eksternal seringkali memegang informasi yang rahasia dan penting suatu perusahaan. Jika seorang auditor tidak mematuhi kode etik dan menyalahgunakan informasi tersebut untuk keuntungan dirinya sendiri, hal tersebut akan merugikan banyak pihak. Salah satu kode etik yang harus dipatuhi adalah independensi. Artinya, seorang auditor harus menempatkan dirinya pada posisi netral dan tidak memihak pada salah satu pihak sehingga dapat memberikan penilaian yang objektif (tidak bias). Jika seorang auditor tidak independen, maka bisa terjadi masalah seperti halnya skandal Perusahaan Enron yang terkenal di AS ataupun skandal PT. Great River di Indonesia.
Sumber: Google
Apa saja peran auditor selain memberikan opini atas laporan audit?
Auditor ibarat seorang quality control. Kita memastikan apakah perusahaan ini benar-benar mempunyai aset sebesar sekian, utang sebesar sekian, dan apakah perusahaan ini benar-benar memiliki going-concern (keberlangsungan) yang baik? Jika klien kita menghadapi masalah yang besar dan memiliki masalah going-concern (misalnya terancam bangkrut), hal tersebut akan berpengaruh terhadap opini audit yang akan diberikan.

Oia, opini audit ini ada 5 macam:
1.     Wajar tanpa modifikasi, yaitu opini terbaik bahwa laporan keuangan perusahaan telah tersaji secara wajar dan tidak memiliki masalah going-concern.
2.     Wajar dengan penjelasan tambahan, yaitu opini bahwa laporan keuangan perusahaan telah tersaji secara wajar tetapi ada penjelasan tertentu yang perlu diperhatikan.
3.     Wajar dengan pengecualian, yaitu opini bahwa laporan keuangan perusahaan tersaji secara wajar, tetapi ada pembatasan pada lingkup tertentu.
4.     Disclaimer, yaitu auditor tidak dapat memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya independensi auditor, terlalu banyaknya pembatasan lingkup ruang kerja sehingga kurangnya informasi yang didapat, atau faktor- faktor lainnya.
5.   Adverse, yaitu opini bahwa laporan keuangan perusahaan mengalami salah saji yang material.

Auditor bekerja untuk pihak ketiga, yaitu para investor, pemegang saham, masyarakat, dll. Mereka akan menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai bahan untuk membuat keputusan, seperti apakah mau berinvestasi di PT. A, apakah PT. A layak diakuisisi, dsb. Peran auditor yaitu memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut telah tersaji secara wajar sehingga dapat diandalkan untuk membuat keputusan.

Selama ini apa pengalaman yang paling berkesan selama menjadi auditor?
Hmm… Selama 9 bulan menjadi auditor dari Januari 2016, pengalaman paling berkesan gue adalah saat field work klien pertama gue. Klien gue ini adalah perusahaan manufaktur penghasil shampo dan parfum. Karyawannya sangat ramah dan gue berkeliling pabriknya untuk opname fixed asset. Gue melihat betapa rapi dan terorganisirnya pabrik klien ini. Selain itu, direksinya pun sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan. Meskipun gajinya karyawannya tidak tinggi-tinggi amat, tetapi karyawan yang bekerja di sana rata-rata sudah belasan tahun dan mereka senang dengan gaya pimpinan mereka.

Lalu apakah pernah mengalami pengalaman yang buruk selama menjadi auditor?
Pernah. Gue pernah dijutekin klien. Saat itu gue sedang minta data tapi klien gue belagak sibuk dan sengaja mengabaikan gue. Sebenarnya sih mau marah ya, tapi kalau sampai terjadi konflik dengan klien, kita masih butuh mereka untuk menyelesaikan pekerjaan kita. Jadinya gue tahan aja dan gak masukin ke hati. Anggap aja mereka juga manusia, bisa capek, bisa angot juga terkadang.
Apa suka dan dukanya menjadi auditor?
Sukanya adalah bertemu berbagai klien dan menambah pengalaman baru. Setiap klien memiliki keunikan tersendiri. Jika kita bisa mengatasi ‘keunikan’ tersebut (gue memilih kata ‘keunikan’ ketimbang ‘kesulitan’), skill kita akan meningkat dan gue yakin itu akan berguna untuk bekal karier di masa depan.
Selain itu, bertemu dengan orang baru dan memperluas koneksi. Hal itu juga penting untuk masa depan nanti dan supaya kita juga tidak kuper….hahaha
Sumber: Lakako.com
Dukanya adalah saat menunggu data dari klien yang lamanya kayak menunggu jodoh, ditunda-tunda terus tapi entah sampai kapan. Lalu, saat mendapat klien yang berantakan atau tidak koperatif sehingga membuat pekerjaan kita semakin ‘menantang’. Terkadang ada juga ketidakcocokan antaranggota engagement (penugasan), tapi gue belum pernah mengalami hal ini. 
Gue pernah mendengar suatu pepatah dari seorang partner. Jika mendapat klien atau tim yang oke, kita akan mengembangkan hard skill. Namun jika kita mendapat klien atau tim yang kurang oke, kita akan mengembangkan soft skill. Jadi ambil saja hikmahnya di segala kondisi.

Lalu adakah tips-tips untuk para calon sarjana yang berniat menjadi auditor?
Menjadi auditor itu seru tapi tidak mudah dijalani. Pertama, kita harus niat dan punya tujuan dalam audit, misalnya menambah pengalaman, ilmu, ataupun uang (gak munafik, inilah tujuan setiap orang bekerja).

Kedua, pahami yang kita kerjakan, jangan cuma mengikuti format working paper tahun lalu. Nanti kita seperti robot, bisa kerja tapi tidak mengerti apa yang dikerjakan!

Ketiga, manajemen waktu yang baik sangatlah penting supaya pekerjaan kita kelar tepat waktu. Jadi kita harus bisa membuat prioritas. Selain itu, bekerjalah dengan efektif dan efisien dengan pertimbangan yang cermat. Kerja 2x kadang menyita waktu lebih banyak.

Keempat, soft skill untuk bersosialisasi sangatlah penting. Komunikasi yang baik akan berguna dalam hubungan kita dengan sesama anggota tim, atasan, maupun klien sehingga urusan pekerjaan pun lancar.

Kelima, jaga makan dan minum. Terkadang kesibukan bisa membuat kita mengesampingkan kesehatan, misalnya lupa makan siang, kurang minum air putih atau jajan sembarangan. Menjadi auditor saja sudah berisiko mengorbankan waktu tidur. Karena itu, menjaga makan dan minum adalah hal yang wajib untuk menjaga kesehatan! Jika diperlukan, bisa juga mengonsumsi suplemen. Gue sendiri mengonsumsi suplemen kesehatan supaya tetap fit saat mengejar deadline.

Keenam, terus belajar. Kita akan menemukan hal baru selama bekerja. Karena itu, gali terus ilmu dan rajinlah bertanya kepada senior yang sudah berpengalaman. Jangan pernah merasa cukup karena dengan mengaudit berarti kita harus lebih pintar atau minimal sama pintarnya dengan klien.  Itu aja sih.

Sumber: Mobavatar.com

Demikian pengetahuan mengenai dunia auditor. Semoga artikel ini berguna bagi pembaca, terutama bagi yang juga akan melamar pekerjaan sebagai auditor. Salam!

13 komentar:

  1. Makasih ya kak infonya.. Sangat bermanfaat :)
    Saya pengen jadi auditor tapi saya sadar saya ga pinter pinter amat huhuhu

    BalasHapus
  2. Kalo boleh tau mbak bekerja di KAP Big 4 atau diluar Big 4? Terima kasih.

    BalasHapus
  3. Terima kasih sudah berbagi pengalaman tentang audit

    BalasHapus
  4. Thank u senior, semoga bertemu di lain waktu ckckckckck

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  6. hai kak,thankyou buat sharingnya..,suka

    oh ya kak sepertinya defenisi opini adverse dan disclaimer terbalik kakk
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas ralatnya, sudah diperbaiki ya :)

      Hapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  8. IP lebih tinggi ngaruh ga kak pas lamar ke big 4?

    BalasHapus